Komitmen BAZNAS Salurkan Bantuan Untuk 2000 Guru Ngaji dan Santri di Jabar
Wakil Ketua II Bidang Perdistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Jabar, KH Ali Khosim. (Foto: ist) |
BANDUNG – Akibat pandemi virus Corona (COVID-19) banyak dari Guru ngaji di daerah Jawa Barat (Jabar) mengalami kondisi ketidakstabilan ekonomi. Hal ini membuat Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jawa Barat berkomitmen akan memperhatikan para guru ngaji dan santri di Jabar.
Wakil Ketua II Bidang Perdistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Jabar, KH Ali Khosim mengungkapkan, banyak dari guru ngaji yang rata-rata penghasilannya mengandalkan dari mengajar.
"Guru ngaji di Jabar itu cukup banyak. Rata-rata perekonomianya belum mapan. Walaupun banyak juga yang mapan. Dalam konteks perhatian pemerintah, baik pusat maupun daerah saat ini masih kurang tersapa,” ucap KH Ali di Bandung, pada Selasa, 1 November 2020.
Dirinya yang juga merupakan Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung itu mengatakan, karena banyaknya jumlah guru ngaji, terkadang mereka dimanfaatkan oleh segelintir orang di dunia perpolitikan. Antara lain, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Diakuinya, seperti bantuan materiil atau non materiil pun seringkali didapatkan oleh guru ngaji pada saat musim Pilkada.
Sehingga saat musim kampanye, dikhawatirkan posisi guru ngaji hanya akan menjadi alat saja dalam visi dan misi pencalon semata, tanpa ada implementasinya.
“Guru ngaji ini jadi kosumsi politik lah. Tetapi ketika jadi, sering kali realisasinya tidak seperti yang dijanjikan. Nah melihat fenomena itu semua, maka kemudian hari ini BAZNAS Jabar berkomitmen akan perhatikan guru ngaji,” kata KH Ali.
Ia pun menjelaskan, saat pelantikan pimpinan BAZNAS Jabar periode 2020-2025 oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, pada 14 Oktober 2020 lalu. BAZNAS mendapatkan amanat untuk mampu merangkul masyarakat lebih luas. Salah satunya guru ngaji dan santri.
Pesan-pesan Gubernur, lanjutnya, meminta BAZNAS untuk lebih konsern terhadap permasalahan tersebut.
Artinya, harapan Gubernur bahwa BAZNAS ini dapat melebarkan sayap dilapisan masyarakat yang belum tersentuh.
“Jadi misalkan kemudian banyak program pemerintah yang belum sampai menyentuh mereka. Maka tugas BAZNAS lah yang akan menyentuh mereka,” lanjutnya.
Bahkan, ucap KH Ali, Gubernur lebih lanjut berpesan, agar santri dan guru ngaji dapat diperhatikan penuh oleh BAZNAS, dan tak disokong lagi dari APBD.
“Berangkat dari sini, kemudian BAZNAS Jabar berkomitmen akan memperhatilan guru ngaji dan santri. Sebab, guru ngaji merupakan orang-orang yang sangat berjasa,” ungkapnya.
Sekretaris PW JQH NU Jabar itu pun menyebutkan, guru ngaji sangat berkontribusi untuk mewujudkan Jabar Juara Lahir Batin.
“Juara secara lahirnya banyak dilakukan oleh orang-orang yang lainnya. Nah secara batinnya, para guru ngaji inilah yang turut berkontribusi. Maka sudah sepatutnya para guru ngaji ini mendapatkan perhatian dari pemerintah dan intansi lainnya,” sebutnya.
BAZNAS Jabar kini tengah berupaya untuk menyapa guru ngaji dengan program bantuan Baznas Jabar Menyapa 2.000 guru ngaji.
“Harapan kita, para guru ngaji ini merasa terbantu dengan apa yang Baznas lakukan. Sebab, secara ekonomi banyak yang kurang mapan. Ditambah dimasa pandemi ini banyak guru ngaji yang terdampak,” ungkapnya.
“Nah pada akhirnya mereka banyak yang terdampak COVID-19 ini. Orang-orang yang sudah banyak berjasa dalam rangka ikut membangun mentalitas masyatakat, mencerdaskan anak bangsa. Sehingga sangat layak untuk diberikan penghargaan yang besar,” tuturnya.
Namun, ia menuturkan, dengan dana yang masih terbatas, BAZNAS mengakui belum mampu memeberikan penghargaan dengan maksimal.
“Kedepannya, kita akan berusaha untuk memberikan penghargaan yang lebih terhadap guru ngaji, terhadap para santri dan terhadap marbot mesjid yang selama ini juga belum terperhatikan oleh instansi pemerintahan,” katanya.
Untuk harapannya, dengan adanya program bantuan 2000 guru ngaji sekecil apapun, BAZNAS dapat membatu meringankan beban para guru ngaji ini.
“Dengan adanya program ini guru ngaji bisa lebih termotivasi. Karena ada yang memperhatikan. Sehingga lebih mempunyai semangat untuk mengamalkan ilmunya,” harapnya.
Disebutkan, program ini dari BAZNAS ini ditrargetkan untuk ditahun-tahun berikutnya di periode 2020-2025.
“Jadi tidak hanya 2.000 guru ngaji yang bisa kita sapa, tetapi lebih dari itu. Nanti kita dalam setahun misalnya kita agendakan 1.000 atau 2.000, ditahun berikutnya 2.000 lagi. Jadi dalam satu periode minimal punya target 5000 guru ngaji kita bisa sapa dengan program BAZNAS,” kata KH Ali.
Sumber: notif.id
Post a Comment